ADA BUMBU DIANTARA KITA
Jangan kira aspal mulus tak berkerikil
Bahkan kebal itu muncul ketika kita tergocang
Bagaimana kau sangka ketajamannya yang menggores kita
Sedang kita beralas kaki
Berfikir dalam sebuah tembok besar
yang mengurung pemahaman kita yang terpisah
Takkan hancur tembok itu hanya dengan memukulnya
Bahkan kita semakin terluka
Terluka karena mendorong paksa tembok itu
Terluka karena mengunci celahnya lalu menutupnya dengan kabut yang bias
Hanya dengan keluar dan menyibak kabut yang menaungi
Kita bertemu dalam suatu keserdahanaan fikiran
Tak lagi terhimpit oleh alih-alih kepintaran
Tak lagi berjuang dalam kehampaan ego
Tak lagi pesimis dalam jaring yang tersangkut
Sandungan itu memunculkan kepalan.
Semakin bernilai walau mati rasa
Sehingga kita tak lagi memikirannya
No comments:
Post a Comment
Yang komentar