Thursday, August 19, 2010

Simpul Cemburu


Aku mengerti maksudmu
Di balik bilik cinta yang tersimpul cemburu
Kau terdetak mengulum ragu yang terdampar di kepalamu
Mempertanyakan kesetiaanku dan roman cinta terdahulu
yang pernah aku janjikan sebagai artesis didalam hatimu

Jangan lagi cemburu lebih dari ini
Hanya akan merusak nilaiku
mengacaukan materi cinta yang kita tulis
Lalu lunturkan jejak kita yang seiring

Cintaku bukan atom
yang begitu kecil hingga tak terbagi
Ia luas dengan sifat yang sama
tak terbagi walau berpeluang

Aku dan kau adalah konsonan dan vokal
dengan rangkaian tak putus kata
Aku terbaca dengan massa mu disampingku
Menjadikanku indah bertabur kateliya

'to be continue sepertinya ^_^

Wednesday, August 4, 2010

Merah Putih Untukku


Aku tidak disana
persis ketika meriam dengan lantam membuat tanah ini hancur
Aku juga tak disana
Disaat darah menjadi biasa
Aku bahkan tak tahu
bagaimana rasanya melepas kekasih dan hilang diantara teriakan

Yang ku tahu
Aku berdiri tepat di sini
di tanah yang merasa luka dan pedih pejuang
di antara rumput basah
yang pernah menyerap energi setelah kematiannya
diantara gedung mewah
yang tanahnya pernah menyimpan tombak kemerdekaan

hanya terbayang
kesedihan anak yang ayahnya mengayuh diantara ritme meriam
juga istri yang menanti langkah kembali kekasih
lalu menyusuri jejak kepergiannya
Atau bunda yang berdoa untuk anak lelakinya yang berdarah
yang tak jua dikenal di abad ini

Kesenanganku ada setelah kesedihan mereka
Kenyamananku ada setelah keberanian mereka
Kekayaanku ada setelah ke-papa-an mereka
Kehidupanku ada setelah darah mereka kering
dan jasad terbujur diantara bambu-bambu runcing
dan kibar 'MERDEKA ATAU MATI'

Puisi ini di ikut sertakan dalam gelar puisi ACI Blogcamp Gelar Puisi Aku Cinta Indonesia

Tuesday, August 3, 2010

Ramadhan


Ini hari, belum kurasaan juga wujudnya
Ntah aku yang papa iman
atau cinta hanya lewat seteguk
Bodohnya aku

Begitu dekat bulan ini,  dahagapun menanti
sedang marah harus kulapisi salju
Namun tetap jiwa ku kabur
Sekali lagi 'Bodohnya aku'

Harusnya aku terpenjara malu
Karena meneguk habis pemberiannya
Lalu berfoya dengan digital
Dan tetap aku tak tau malu

Bagaimana mungkin aku rasakan kedatangannya
Sedang aku masih bertengger dalam teori
Takkan mampu aku menggemakan nama NYa
jika aku masih berkutat dalam sejuta lamunan

Ia semakin dekat
Harusnya kusambut ia dengan dendang raihan
Atau cerita padang pasir di suatu abad
Ah lalainya aku ..

691,200 detik menuju pembersihan diri
dan aku tak beranjak dari ke alpaanku
Padahal gema Barzakh tak undur menantiku
Diwaktu yang tak tertahan oleh kuasaku

Monday, August 2, 2010

CERITA TEMAN

Aku ingat dulu, teman
yang kita berbaur dalam balutan idealisme
yang kita tertidur setelah larut dalam debat
lalu kita mengigau bersuarakan cita-cita

Aku ingat dulu, teman
Beberapa kita bahkan lupa putaran waktu
terjebak huruf prinsipal, dan tulisan-tulisan keras
yang mengenyangkan arogansi kita

Tapi aku tetap ingat, teman
Bagaimana kalian membuatku mampu
ketika lepas kendali .. runtuh dalam lamun dan sedih
menyambung tali-tali semangat untukku

Bahkan, banyak kata yang menopangku
menjadikan tiang kredibilitasku
menelurkan wacana baru untuk aku kupas
dan ku urai sebagai sambungan pandanganku

Sekarang, teman ...
Kuhanya bermaya dengan kalian
Sesekali tegur mencairkan rindu
mengumpulkan kertas-kertas yang kita tulis bersama
Lalu aku lekatkan sebagai pondasi hatiku

Aku masih melamunkannya
merindukannya dan ingin memutarkannya kembali

Semesta Bekerja Sama


Shubuh ini
Angin terlihat gagah
dengan hebat memukul pohon
Sambil membuat sirine gaduh yang membuatku bergelut

Terang belum lagi datang
Bahkan lebih takut dari aku yang merunduk dibalik selimut
Ia hanya mengirimkan pasukan yang deras
dengan rintik yg tak lagi terhitung

Ahh.. Semesta bekerja sama
membangun pertahanan diluar sana
memberikan ultimatum agar kami tak keluar dari peraduan
Menunjukkan kepongahan mereka diatas kesombongan kami

Shubuh ini
Adzan membuat kami malu
yang merunduk dibalik selimut
Takut akan kecaman luar dan igauan angin

Cerita pagi mulai usai
Ketika waktu tak dapat diundur

Dan penghebat cahaya harus menahan takut
Sambil malu muncul dari persembunyiannya.

Pengertian Cinta

Suamiku, Aku pernah bersalah padamu
Untuk waktu yang diputar paksa oleh imajinasiku
Suamiku, Aku pernah membuatmu cemburu
Atas nafas liarku yang susah kau ikat
Suamiku, Aku pernah menggalaukanmu
demi keonaran yang kuciptakan sendiri

Tapi kau tak bergeming dari prinsip cintamu
Prinsip dengan 'aku' sebagai objek
Dan bukan kelakuanku atau kenakalan fikiranku
Hingga aku tak mampu membandingkanmu

Demi aku yang terbalut lumpur nafsu
kau hidangkan wedang air untuk menelusuri khayalanku
Kau rakit diatas kekhilafanmu
Dan bukan kebodohanku

Bagaimana aku mampu melipat keutuhanmu demi nikmat tak terbentuk
takkan kubiarkan kekagumanmu berubah auman benci
takkan kubiarkan pujianmu menjadi caci maki
Karena cinta kita tak tertepis draconids sekalipun

Terima kasih untuk pengertian cinta yang tak terhingga
Yang memberikan aku ruang dan nafas