Suamiku, Aku pernah bersalah padamu
Untuk waktu yang diputar paksa oleh imajinasiku
Suamiku, Aku pernah membuatmu cemburu
Atas nafas liarku yang susah kau ikat
Suamiku, Aku pernah menggalaukanmu
demi keonaran yang kuciptakan sendiri
Tapi kau tak bergeming dari prinsip cintamu
Prinsip dengan 'aku' sebagai objek
Dan bukan kelakuanku atau kenakalan fikiranku
Hingga aku tak mampu membandingkanmu
Demi aku yang terbalut lumpur nafsu
kau hidangkan wedang air untuk menelusuri khayalanku
Kau rakit diatas kekhilafanmu
Dan bukan kebodohanku
Bagaimana aku mampu melipat keutuhanmu demi nikmat tak terbentuk
takkan kubiarkan kekagumanmu berubah auman benci
takkan kubiarkan pujianmu menjadi caci maki
Karena cinta kita tak tertepis draconids sekalipun
Terima kasih untuk pengertian cinta yang tak terhingga
Yang memberikan aku ruang dan nafas
No comments:
Post a Comment
Yang komentar