Sunday, February 28, 2010

RUNTUH

Aku begitu runtuh

-->
Seperti duduk diantara pusaran air
Tidak satupun yang menggulungku masuk
hanya terpental, lalu kembali dan terpental ditempat yang berdekatan
Andai berdiri.. takkan sempurna pijakanku
hanya ada dua pilihan yang terombang ambing

PRASANGKA


Puisi ini aku buat malam sebelum tidur, tapi akhirnya kutertidur.  Jadilah hari ini baru bisa aku post nih puisi. Tadi malam sebenarnya sudah ada 1 buah puisi yang aku buat ketika menemani anakku main di lapangan Blang padang. Sayang nya puisi itu belum selesai.  JUstru ketika hampir tengah malam, aku mendapat ide mengenai sebuah prasangka. Bagaimana kita berprasangka, dan dimana posisi kita saat prasangka itu mulai meracuni seluruh fikiran kita.


PRASANGKA
Dikotak sempit ini aku hidup
Semua sisi sama dengan pandangan datar
Mengolokku seolah akulah terpidana
Berapa langkahpun aku maju..
hanya benturan yang terus mencercaku

Saturday, February 27, 2010

MEREKA YANG SEDERHANA


Fida berpuisi 5 hari ke 5 (sesuai niatku yang ingin bikin puisi dalam 365 hari sebanyak 365 puisi). Ditulis dilapangan Blang Padang, pukul 8 malam. Sambil nemanin hamdi menghafal surah pendek dan menunggu suami yang lagi di 'Dunia Refleksi'.
Berhubung suasananya cocok, ada jangkrik, ada suara kodok.. ada juga kunang2 terbang rendah... yang bikin sempurnya ada suara angin dan pohon. Maka jadilah puisi ini:

MEREKA YANG SEDERHANA
Aku melihatnya
Mendengarnya..
Merasakannya
Berbagai bentuk yang KAU kirimkan
yang terbang rendah namun seimbang
yang bersuara tipis tapi memekik
yang bergoyang diatas bayangannya
yang tak jatuh walau bertopang ringan

Friday, February 26, 2010

Hampir pecah


Hampir pecah..
Akan seperti kepingan kaca yang tajam
Kubersihkan tapi tetap tertinggal
Dan yang tertinggal pasti hanya puing kecil tak kasat mata
sebaris kenangan mungil dan selebihnya terbuang
Hampir pecah ...
Akibat penjunjung ego, sifat antah barantah
yang datang dengan sekelumit idealisme baru
Namun salah karna tak bertuan
Dan salah karna dicerca dibalik emosi
Hampir pecah...
Sekumpulan warna-warna yang muncul
Dan tidak sebentar berproses
Melerai diri melonggarkan ikatan yang hampir kencang namun tak kuat

Tuesday, February 23, 2010

KeiNGinanKu


Bagaimana mungkin kukatakan ini nyata
Hanya terlukis bekas kelalaian walau samar
Aku sang penilai dengan segala kekecewaanku
memetakan kepintaranmu
Berharap lebih dari hanya sekedar duduk di kursi goyang
nyaman menanti hasutan angin yang terkadang muncul

Kecil keinginanku...
namun aku bukanlah arjumand yang meminta pada syah jahan
Tak perlu kau rajut emas dari benang
atau berjinjit diatas bara..

Monday, February 22, 2010

Mutiara Berdebu


Dimana kau letakkan mutiara itu
mutiara yang terlihat ketika kau dengan santun mengajakku

Ia disalah satu kepiawaianmu,
berteriak menyebutnya bagian dari keindahanmu
Aku tak elak berhenti memaku
dengan mantap menyambut kau dalam genggamannya

Cintaku setiap Hari

 



Cintaku setiap Hari 

Tanpa menoleh aku tau dari mana riwayat cinta ini datang
Disapa oleh hasrat yang tersebar diseluruh sel fikiranku
Layaknya mariyuana yang menyatu dan tanpa ampun menenggelamkanku
Aku.. benar tanpa ragu ketagihan akan cinta 
Sadarkah kau..
Kau menarikku, menahanku dengan ke elokanmu
untuk sekian detik tanpa nafas dan aku begitu lena
Cintaku setiap hari mengikuti waktu tanpa batas
Cinta yang mengaduk pundi yang tertanam dalam hayalanku
Sehingga aku begitu tinggi.. dan jauh mendekati ujung andromeda
lalu berlari kembali menghantam permukaan cinta yang kau bentuk
dan aku tak lagi bisa melepaskan diri.


Puisi ini diikutkan dalam lomba