Berbicara tentang Tuhan
Tentang cinta yang jernih
lekat .. kuat ..
Berbicara tentang Tuhan
dengan wujud tak terlihat
Namun bergema tanpa batas
Aku bukan manusia jenis terbaik
tapi aku sadar makna Inqiyad
walau dalam berang
Bahkan bisikan dengan rima menjilat
aku abaikan
Aku cinta mati, TUhan
Padamu Cinta sampai mati
Aku bergelora
bagai perupuk yang haus akan hujan
Tapi aku masih musim yang berganti
terkadang perubahan menyebabkan sudut deklinasi
pada tubuhku.. fikiranku... juga pada reaksi
terkadang aku sedikit khilaf
merusak pigmen fikiran
sehingga cahaya apapun
tak merubah warnaku
Namun Kau selembut beledu
membuka imanku
untuk menyingkirkan dongeng Anunnaki
*Puisi ini di baca oleh anakku Hamdi dalam Launching Bukuku "Puisi diantara Hari'
Pagi ini, cintaku bertabur diantara sian dan nila dalam spektrum romantis yang tak terhitung nisbahnya. Mereka indah karena ada kau, cinta.
Friday, December 3, 2010
Thursday, August 19, 2010
Simpul Cemburu
Aku mengerti maksudmu
Di balik bilik cinta yang tersimpul cemburu
Kau terdetak mengulum ragu yang terdampar di kepalamu
Mempertanyakan kesetiaanku dan roman cinta terdahulu
yang pernah aku janjikan sebagai artesis didalam hatimu
Jangan lagi cemburu lebih dari ini
Hanya akan merusak nilaiku
mengacaukan materi cinta yang kita tulis
Lalu lunturkan jejak kita yang seiring
Cintaku bukan atom
yang begitu kecil hingga tak terbagi
Ia luas dengan sifat yang sama
tak terbagi walau berpeluang
Aku dan kau adalah konsonan dan vokal
dengan rangkaian tak putus kata
Aku terbaca dengan massa mu disampingku
Menjadikanku indah bertabur kateliya
'to be continue sepertinya ^_^
Wednesday, August 4, 2010
Merah Putih Untukku
Aku tidak disana
persis ketika meriam dengan lantam membuat tanah ini hancur
Aku juga tak disana
Disaat darah menjadi biasa
Aku bahkan tak tahu
bagaimana rasanya melepas kekasih dan hilang diantara teriakan
Yang ku tahu
Aku berdiri tepat di sini
di tanah yang merasa luka dan pedih pejuang
di antara rumput basah
yang pernah menyerap energi setelah kematiannya
diantara gedung mewah
yang tanahnya pernah menyimpan tombak kemerdekaan
hanya terbayang
kesedihan anak yang ayahnya mengayuh diantara ritme meriam
juga istri yang menanti langkah kembali kekasih
lalu menyusuri jejak kepergiannya
Atau bunda yang berdoa untuk anak lelakinya yang berdarah
yang tak jua dikenal di abad ini
Kesenanganku ada setelah kesedihan mereka
Kenyamananku ada setelah keberanian mereka
Kekayaanku ada setelah ke-papa-an mereka
Kehidupanku ada setelah darah mereka kering
dan jasad terbujur diantara bambu-bambu runcing
dan kibar 'MERDEKA ATAU MATI'
Puisi ini di ikut sertakan dalam gelar puisi ACI Blogcamp Gelar Puisi Aku Cinta Indonesia
Tuesday, August 3, 2010
Ramadhan
Ini hari, belum kurasaan juga wujudnya
Ntah aku yang papa iman
atau cinta hanya lewat seteguk
Bodohnya aku
Begitu dekat bulan ini, dahagapun menanti
sedang marah harus kulapisi salju
Namun tetap jiwa ku kabur
Sekali lagi 'Bodohnya aku'
Harusnya aku terpenjara malu
Karena meneguk habis pemberiannya
Lalu berfoya dengan digital
Dan tetap aku tak tau malu
Bagaimana mungkin aku rasakan kedatangannya
Sedang aku masih bertengger dalam teori
Takkan mampu aku menggemakan nama NYa
jika aku masih berkutat dalam sejuta lamunan
Ia semakin dekat
Harusnya kusambut ia dengan dendang raihan
Atau cerita padang pasir di suatu abad
Ah lalainya aku ..
691,200 detik menuju pembersihan diri
dan aku tak beranjak dari ke alpaanku
Padahal gema Barzakh tak undur menantiku
Diwaktu yang tak tertahan oleh kuasaku
Monday, August 2, 2010
CERITA TEMAN
Aku ingat dulu, teman
yang kita berbaur dalam balutan idealisme
yang kita tertidur setelah larut dalam debat
lalu kita mengigau bersuarakan cita-cita
Aku ingat dulu, teman
Beberapa kita bahkan lupa putaran waktu
terjebak huruf prinsipal, dan tulisan-tulisan keras
yang mengenyangkan arogansi kita
Tapi aku tetap ingat, teman
Bagaimana kalian membuatku mampu
ketika lepas kendali .. runtuh dalam lamun dan sedih
menyambung tali-tali semangat untukku
Bahkan, banyak kata yang menopangku
menjadikan tiang kredibilitasku
menelurkan wacana baru untuk aku kupas
dan ku urai sebagai sambungan pandanganku
Sekarang, teman ...
Kuhanya bermaya dengan kalian
Sesekali tegur mencairkan rindu
mengumpulkan kertas-kertas yang kita tulis bersama
Lalu aku lekatkan sebagai pondasi hatiku
Aku masih melamunkannya
merindukannya dan ingin memutarkannya kembali
yang kita berbaur dalam balutan idealisme
yang kita tertidur setelah larut dalam debat
lalu kita mengigau bersuarakan cita-cita
Aku ingat dulu, teman
Beberapa kita bahkan lupa putaran waktu
terjebak huruf prinsipal, dan tulisan-tulisan keras
yang mengenyangkan arogansi kita
Tapi aku tetap ingat, teman
Bagaimana kalian membuatku mampu
ketika lepas kendali .. runtuh dalam lamun dan sedih
menyambung tali-tali semangat untukku
Bahkan, banyak kata yang menopangku
menjadikan tiang kredibilitasku
menelurkan wacana baru untuk aku kupas
dan ku urai sebagai sambungan pandanganku
Sekarang, teman ...
Kuhanya bermaya dengan kalian
Sesekali tegur mencairkan rindu
mengumpulkan kertas-kertas yang kita tulis bersama
Lalu aku lekatkan sebagai pondasi hatiku
Aku masih melamunkannya
merindukannya dan ingin memutarkannya kembali
Semesta Bekerja Sama
Shubuh ini
Angin terlihat gagah
dengan hebat memukul pohon
Sambil membuat sirine gaduh yang membuatku bergelut
Terang belum lagi datang
Bahkan lebih takut dari aku yang merunduk dibalik selimut
Ia hanya mengirimkan pasukan yang deras
dengan rintik yg tak lagi terhitung
Ahh.. Semesta bekerja sama
membangun pertahanan diluar sana
memberikan ultimatum agar kami tak keluar dari peraduan
Menunjukkan kepongahan mereka diatas kesombongan kami
Shubuh ini
Adzan membuat kami malu
yang merunduk dibalik selimut
Takut akan kecaman luar dan igauan angin
Cerita pagi mulai usai
Ketika waktu tak dapat diundur
Dan penghebat cahaya harus menahan takut
Sambil malu muncul dari persembunyiannya.
Pengertian Cinta
Suamiku, Aku pernah bersalah padamu
Untuk waktu yang diputar paksa oleh imajinasiku
Suamiku, Aku pernah membuatmu cemburu
Atas nafas liarku yang susah kau ikat
Suamiku, Aku pernah menggalaukanmu
demi keonaran yang kuciptakan sendiri
Tapi kau tak bergeming dari prinsip cintamu
Prinsip dengan 'aku' sebagai objek
Dan bukan kelakuanku atau kenakalan fikiranku
Hingga aku tak mampu membandingkanmu
Demi aku yang terbalut lumpur nafsu
kau hidangkan wedang air untuk menelusuri khayalanku
Kau rakit diatas kekhilafanmu
Dan bukan kebodohanku
Bagaimana aku mampu melipat keutuhanmu demi nikmat tak terbentuk
takkan kubiarkan kekagumanmu berubah auman benci
takkan kubiarkan pujianmu menjadi caci maki
Karena cinta kita tak tertepis draconids sekalipun
Terima kasih untuk pengertian cinta yang tak terhingga
Yang memberikan aku ruang dan nafas
Untuk waktu yang diputar paksa oleh imajinasiku
Suamiku, Aku pernah membuatmu cemburu
Atas nafas liarku yang susah kau ikat
Suamiku, Aku pernah menggalaukanmu
demi keonaran yang kuciptakan sendiri
Tapi kau tak bergeming dari prinsip cintamu
Prinsip dengan 'aku' sebagai objek
Dan bukan kelakuanku atau kenakalan fikiranku
Hingga aku tak mampu membandingkanmu
Demi aku yang terbalut lumpur nafsu
kau hidangkan wedang air untuk menelusuri khayalanku
Kau rakit diatas kekhilafanmu
Dan bukan kebodohanku
Bagaimana aku mampu melipat keutuhanmu demi nikmat tak terbentuk
takkan kubiarkan kekagumanmu berubah auman benci
takkan kubiarkan pujianmu menjadi caci maki
Karena cinta kita tak tertepis draconids sekalipun
Terima kasih untuk pengertian cinta yang tak terhingga
Yang memberikan aku ruang dan nafas
Thursday, June 10, 2010
Untukmu Guru-guru ku TK sinar Mulia
Engkau dan sebongkah senyummu
Menggenggam jariku ketika pelupuk mataku basah
Menarikku lembut ketika ibu menghantarku untuk pertama kalinya
Dan ia menghilang sejenak
Saat itu..
Tak ada faham selain menangis
Dipangkuanmu aku menyerah
Bersama musikmu aku bangun
Dan aku mulai terngiang senyum saat kau bercerita
Bersamamu aku mengenal cinta orang-orang disekelilingku
Menggaruk pasir demi mencari mutiara
hingga sadar akan keberadaanmu
yang terus menggenggamkan mutiara itu ditanganku
agar kelak aku lebih berarti
dimata dunia dan TUHANKU
4 tahun ..
tak pernah cukup untukku
4 tahun ...
dengan kesabaranmu dan polah tingkahku
dan selama 4 tahun aku berproses
kini setelah tahun-tahun itu..
aku melangkah membawa bekal
Sebutir mutiara yang kau titipkan
dan tetap akan ku genggam ketika aku menjalani bagian-bagian masa depanku
Karena ada engkau didalamnya ... dan selalu ada engkau... guruku
TAk berujung rasa terima kasihku untukmu
Kata-kata yang kau tanamkan berpendar indah menggeluti nadiku
memberikan keberanian untuk kebenaran
menempelkan kelembutan dalam kata-kataku
Tanpa akhir aku masih berucap TERIMA KASIH guru
Tuesday, April 13, 2010
Aku dan pertanyaan
Aku pernah bertanya tentang ini
Tentang bagaimana debu yang menempel
pada intelektualitasku
Tentu aku pernah bertanya tentang ini
Tentang bagaimana keriput yang menyerang usiaku
Dan akupun pernah bertanya tentang ini
Tentang bagaimana kujunjung nama NYA
Namun aku tak pula bergerak
Pindah dari kata-kata menjadi aksi
Pindah dari ingatan menjadi Inqiyaad
memutasikan seluruh munafikku menjadi Sholat
Tentang bagaimana debu yang menempel
pada intelektualitasku
Tentu aku pernah bertanya tentang ini
Tentang bagaimana keriput yang menyerang usiaku
Dan akupun pernah bertanya tentang ini
Tentang bagaimana kujunjung nama NYA
Namun aku tak pula bergerak
Pindah dari kata-kata menjadi aksi
Pindah dari ingatan menjadi Inqiyaad
memutasikan seluruh munafikku menjadi Sholat
Wednesday, March 24, 2010
Kopi dan Lamunan
Ditempat biasa berkumpul para pengelana
menenggelamkanku diantara gumpalan asap rokok dan transaksi
Lalu datang beberapa orang dengan lamunan
Mereka yang tak saling mengenal bahkan dengan lamunan mereka sendiri
Yang mereka tau bahwa mereka menikmati
Riuh ketika hujan tak malu untuk menegur
Lalu hawa merindukan hangat yang mengalir dari adukan sang barista
atau justru dari tangan sang ahli dari negeri ka'bah
Mereka yang membawa fikiran berbeda
Jauh didetik sebelumnya dengan galau dan sesak
Datang dengan tujuan yang sama
karisma sang kopi
Melonggarkan saraf yang merajuk
Membuka jahitan berjudul kreatifitas
yang lama terajut di titik jenuh
Melancarkan jariku merangkai huruf di meja ini
menenggelamkanku diantara gumpalan asap rokok dan transaksi
Lalu datang beberapa orang dengan lamunan
Mereka yang tak saling mengenal bahkan dengan lamunan mereka sendiri
Yang mereka tau bahwa mereka menikmati
Riuh ketika hujan tak malu untuk menegur
Lalu hawa merindukan hangat yang mengalir dari adukan sang barista
atau justru dari tangan sang ahli dari negeri ka'bah
Mereka yang membawa fikiran berbeda
Jauh didetik sebelumnya dengan galau dan sesak
Datang dengan tujuan yang sama
karisma sang kopi
Melonggarkan saraf yang merajuk
Membuka jahitan berjudul kreatifitas
yang lama terajut di titik jenuh
Melancarkan jariku merangkai huruf di meja ini
Monday, March 22, 2010
Anai-Anai Cinta
Bisakah kau mengatakan 'TIDAK' pada anai-anai cinta
Sedang kau bertahan
Dan ia terus melobangimu dengan gigitan tajam
Masuk dan merayap melalui saung yang kau tempati
Sudahkah kau tanam lolipop disekitar saung?
agar kau memandang indah diluar pijakanmu
lepas dari anai-anai
yang telah lama betah berbisik dan meracuni otakmu
Akankah kau berjalan keluar
melangkah dipijakan anak tangga yang papa
Lalu gemar merasakan gesekan rumput bermuda
Mencari satu lagi alasan bahwa kau pantas lepas
Lepas dari anai-anai
Lepas dari aral yang menutupi fikiranmu
Lalu kau menimang bahwa kau pantas lepas
Jangan hilang
Jangan kau hancur dengan kelelahanmu
Kau hanya menduduki satu saung
Kau lihat!!
Kau tak perlu saung untuk berteduh
Masih banyak setapak yang belum kau lewati
untuk kau cari harapan yang lenyap
Lalu mengganti hatimu yang dipenuhi krisan putih...
dengan ribuan pucuk lolipop yang akan kau tanam
Monday, March 15, 2010
Masuk Tanpa Salam
Maaf, ini menggangguku
Sedikit kusuka.. tapi berbahaya
Sedikit saja terpercik, semua hangus dalam sekejab
Aku tak mau itu
tapi aku tepat di buritan dan hampir terjungkal
lalu hanyut...
Saturday, March 13, 2010
Seperti Janji Sabana
Terkadang kita suka lupa dengan janji kepada orang yang kita sayangi. Kadang juga kita anggap itu tidak terlalu penting. Dengan mengiyakan saja, rasanya sudah beres. Sometimes, it's happened to me n' my hubby,too. And more times to remind it....
Ada yang hilang waktu kau datang
Walau tanganmu penuh menenteng keranjang
untuk kau simpan semua pesanan teman baikmu
Tapi kau khilaf mengosongkannya untukku
Sampai jenuh aku menguak
menumpahkan seluruh isi keranjang
Tapi tak satupun yang kuingat untuk kukenali ia milikku
Thursday, March 11, 2010
Wanita Canna
Puisi ini pesanan seorang sahabat, teman, adik, om bagiku, suamiku, dan kucaci2ku. Imam namanya... ingin dibuatkan sebuah puisi mengenai lelaki sukses karir dan menpunyai seorang wanita yang canti, lembut, baik....
Ia menenteng canna dalam tubuhnya
Keindahan yang tersalur murni memantapkan langkahnya
Untaian kelopak yang tersibak seiring hembusan angin
menjadikannya sempurna
Sempurna karena kelihaiannya berperan diri
Sempurna karena alur waktu yang memihak padanya
Monday, March 8, 2010
PEREMPUAN YANG SAMA
Suamiku cinta pertama, pacar pertama, suami pertama dan terakhir bagiku. luv me 4ever ya sayaaaaang
Aku perempuan yang sama
Yang terukir dalam hayalanmu
Yang suka memoles kekuranganku
Aku perempuan yang sama
Yang bahagia dengan pujianmu
dan mengubah luas adrenalinku
SESUATU
Ada semangat membuncah
Begitu datang tanpa perekenalan
Terinspirasi dari cerita lain yang berkerak dan terabaikan
Aku memungutnya
Ingin menjadikannya berharga
Ditatap dan diyakini keberadaannya
Begitu datang tanpa perekenalan
Terinspirasi dari cerita lain yang berkerak dan terabaikan
Aku memungutnya
Ingin menjadikannya berharga
Ditatap dan diyakini keberadaannya
NGANTUK
Beberapa suara seperti lompatan nyamuk yang melangkahi telingaku
Berdesing ragu-ragu lalu hilang
Sebentar aku seperti berhayal.. lalu sadar dengan kebisingan tadi
Sedikit mendongak ternganga lalu kembali hilang ingatan
Melewati pintu lain dengan sekian banyak cerita yang membingungkan
Tak satupun yang aku pahami
Berdesing ragu-ragu lalu hilang
Sebentar aku seperti berhayal.. lalu sadar dengan kebisingan tadi
Sedikit mendongak ternganga lalu kembali hilang ingatan
Melewati pintu lain dengan sekian banyak cerita yang membingungkan
Tak satupun yang aku pahami
Sunday, March 7, 2010
ADA BUMBU DIANTARA KITA
Katanya pernikahan layaknya makanan.. tanpa ada bumbu tambahan rasanya kurang mantap. Ada yang suka nambahin cuka, ada yg suka nambahin sambel, kecap, atau hanya sekedar garam. Bukan begituuu???
Jangan kira aspal mulus tak berkerikil
Bahkan kebal itu muncul ketika kita tergocang
Bagaimana kau sangka ketajamannya yang menggores kita
Sedang kita beralas kaki
ADA BUMBU DIANTARA KITA
Jangan kira aspal mulus tak berkerikil
Bahkan kebal itu muncul ketika kita tergocang
Bagaimana kau sangka ketajamannya yang menggores kita
Sedang kita beralas kaki
Friday, March 5, 2010
PENIPU ULUNG
Kau buat angka-angka pemisah kau dan kami
Kau bangun benteng tripod untuk kami
Agar kami berpencar ketika ingin menghujam kesombonganmu
Begitu durjana..
Maju diatas kemiskinan kami
Menyusup dengan sempurna dikala kami jatuh
Tak ada lain, kami terperangkap
Ntah bagaimana.. kau buat kami semakin bodoh
Beberapa diantara kami bahkan bernafas dari paru-parumu
Menertawakan kebodohan saudara sementara ia terlihat bodoh
Kau bangun benteng tripod untuk kami
Agar kami berpencar ketika ingin menghujam kesombonganmu
Begitu durjana..
Maju diatas kemiskinan kami
Menyusup dengan sempurna dikala kami jatuh
Tak ada lain, kami terperangkap
Ntah bagaimana.. kau buat kami semakin bodoh
Beberapa diantara kami bahkan bernafas dari paru-parumu
Menertawakan kebodohan saudara sementara ia terlihat bodoh
Thursday, March 4, 2010
HIDUP DALAM MATI
Puisi ke 9 dan 10 (dirapel krn kmrn stag cmn bisa jadi 1/2). Puisi ini dibuat malam ini dilapangan Blang padang, sambil nemenin hamdi ahza belajar, liat raja semut, nyari kunang-kunang, ketemu keluarga yg lagi piknik sambil bawa makanan.
juDul puisinya: "HIDUP DALAM MATI" dan "PEWARIS TUNGGAL"
Seperti menunggu ketukan palu
Tanpa ukiran pada bingkai
Jangan mendekat wahai romantisme pujangga
Hanya akan terbakar sebelum sampai
Bagaimana perjalanan dengan keringat yang tertetes disetiap jejak
Harus mampu terisap kembali masuk di setiap pori-pori
Jangan mendekat wahai romantisme pujangga
Hanya akan terbakar sebelum sampai
Bagaimana perjalanan dengan keringat yang tertetes disetiap jejak
Harus mampu terisap kembali masuk di setiap pori-pori
PEWARIS TUNGGAL
Puisi ke 9 dan 10 (dirapel krn kmrn stag cmn bisa jadi 1/2). Puisi ini dibuat malam ini dilapangan Blang padang, sambil nemenin hamdi ahza belajar, liat raja semut, nyari kunang-kunang, ketemu keluarga yg lagi piknik sambil bawa makanan.
juDul puisinya: "HIDUP DALAM MATI" dan "PEWARIS TUNGGAL"
memantapkan harapan mereka pada alam
bebas dengan saling memberi kesenangan
mereka belum mengerti kebohongan dalam senyuman
Dan harus berkorban setelah ini
Mendapati mereka sebagai pewaris tunggal tempat tinggal kotor
penuh cela dan koreng
Sunday, February 28, 2010
RUNTUH
Aku begitu runtuh
-->
Seperti duduk diantara pusaran air
Tidak satupun yang menggulungku masuk
hanya terpental, lalu kembali dan terpental ditempat yang berdekatan
Andai berdiri.. takkan sempurna pijakanku
hanya ada dua pilihan yang terombang ambing
PRASANGKA
Puisi ini aku buat malam sebelum tidur, tapi akhirnya kutertidur. Jadilah hari ini baru bisa aku post nih puisi. Tadi malam sebenarnya sudah ada 1 buah puisi yang aku buat ketika menemani anakku main di lapangan Blang padang. Sayang nya puisi itu belum selesai. JUstru ketika hampir tengah malam, aku mendapat ide mengenai sebuah prasangka. Bagaimana kita berprasangka, dan dimana posisi kita saat prasangka itu mulai meracuni seluruh fikiran kita.
PRASANGKA
Dikotak sempit ini aku hidup
Semua sisi sama dengan pandangan datar
Mengolokku seolah akulah terpidana
Berapa langkahpun aku maju..
hanya benturan yang terus mencercaku
Saturday, February 27, 2010
MEREKA YANG SEDERHANA
Fida berpuisi 5 hari ke 5 (sesuai niatku yang ingin bikin puisi dalam 365 hari sebanyak 365 puisi). Ditulis dilapangan Blang Padang, pukul 8 malam. Sambil nemanin hamdi menghafal surah pendek dan menunggu suami yang lagi di 'Dunia Refleksi'.
Berhubung suasananya cocok, ada jangkrik, ada suara kodok.. ada juga kunang2 terbang rendah... yang bikin sempurnya ada suara angin dan pohon. Maka jadilah puisi ini:
MEREKA YANG SEDERHANA
Aku melihatnya
Mendengarnya..
Merasakannya
Berbagai bentuk yang KAU kirimkan
yang terbang rendah namun seimbang
yang bersuara tipis tapi memekik
yang bergoyang diatas bayangannya
yang tak jatuh walau bertopang ringan
Friday, February 26, 2010
Hampir pecah
Hampir pecah..
Akan seperti kepingan kaca yang tajam
Kubersihkan tapi tetap tertinggal
Dan yang tertinggal pasti hanya puing kecil tak kasat mata
sebaris kenangan mungil dan selebihnya terbuang
Hampir pecah ...
Akibat penjunjung ego, sifat antah barantah
yang datang dengan sekelumit idealisme baru
Namun salah karna tak bertuan
Dan salah karna dicerca dibalik emosi
Hampir pecah...
Sekumpulan warna-warna yang muncul
Dan tidak sebentar berproses
Melerai diri melonggarkan ikatan yang hampir kencang namun tak kuat
Tuesday, February 23, 2010
KeiNGinanKu
Bagaimana mungkin kukatakan ini nyata
Hanya terlukis bekas kelalaian walau samar
Aku sang penilai dengan segala kekecewaanku
memetakan kepintaranmu
Berharap lebih dari hanya sekedar duduk di kursi goyang
nyaman menanti hasutan angin yang terkadang muncul
Kecil keinginanku...
namun aku bukanlah arjumand yang meminta pada syah jahan
Tak perlu kau rajut emas dari benang
atau berjinjit diatas bara..
Monday, February 22, 2010
Mutiara Berdebu
Cintaku setiap Hari
Cintaku setiap Hari
Tanpa menoleh aku tau dari mana riwayat cinta ini datang
Disapa oleh hasrat yang tersebar diseluruh sel fikiranku
Layaknya mariyuana yang menyatu dan tanpa ampun menenggelamkanku
Aku.. benar tanpa ragu ketagihan akan cinta
Sadarkah kau..
Sadarkah kau..
Kau menarikku, menahanku dengan ke elokanmu
untuk sekian detik tanpa nafas dan aku begitu lena
Cintaku setiap hari mengikuti waktu tanpa batas
Cinta yang mengaduk pundi yang tertanam dalam hayalanku
Sehingga aku begitu tinggi.. dan jauh mendekati ujung andromeda
lalu berlari kembali menghantam permukaan cinta yang kau bentuk
dan aku tak lagi bisa melepaskan diri.
Puisi ini diikutkan dalam lomba
Puisi ini diikutkan dalam lomba
Subscribe to:
Posts (Atom)