
Puisi ini aku buat malam sebelum tidur, tapi akhirnya kutertidur. Jadilah hari ini baru bisa aku post nih puisi. Tadi malam sebenarnya sudah ada 1 buah puisi yang aku buat ketika menemani anakku main di lapangan Blang padang. Sayang nya puisi itu belum selesai. JUstru ketika hampir tengah malam, aku mendapat ide mengenai sebuah prasangka. Bagaimana kita berprasangka, dan dimana posisi kita saat prasangka itu mulai meracuni seluruh fikiran kita.
PRASANGKA
Dikotak sempit ini aku hidup
Semua sisi sama dengan pandangan datar
Mengolokku seolah akulah terpidana
Berapa langkahpun aku maju..
hanya benturan yang terus mencercaku
Bukan ini permintaanku.. tapi ini yang tersambut
pada bejana rapuh yang terisi penuh air mendidih
Aku hanya siap memandangnya diam
Sibuk dengan fikiranku yang terkotak
Tak lagi melihat sisi lain dibalik ruang ini
yang sempit terpaku dihati yang mulai menipis
No comments:
Post a Comment
Yang komentar